Abu Bakar Ash-Shiddiq
adalah orang yang paling awal memeluk agama Islam (assabiqunal awwalun),
sahabat Rasullullah Saw., dan juga khalifah pertama yang dibaiat (ditunjuk)
oleh umat Islam. Beliau lahir bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad
Saw. pada 572 Masehi di Mekah, berasal dari keturunan Bani Taim, suku Quraisy.
Nama aslinya adalah Abdullah ibni Abi Quhaafah.
Berdasarkan beberapa
sejarawan Islam, ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi,
seorang yang terpelajar serta dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan
mimpi. Berdasarkan keadaan saat itu dimana kepercayaan yang diajarkan Nabi
Muhammad SAW lebih banyak menarik minat anak-anak muda, orang miskin, kaum
marjinal dan para budak, sulit diterima bahwa Abu Bakar justru termasuk dalam
mereka yang memeluk Islam dalam periode awal dan juga berhasil mengajak
penduduk mekkah dan kaum Quraish lainnya mengikutinya (memeluk Islam).
Abu Bakar berarti ‘ayah
si gadis’, yaitu ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW. Namanya yang
sebenarnya adalah Abdul Ka’bah (artinya ‘hamba Ka’bah’), yang kemudian diubah
oleh Rasulullah menjadi Abdullah (artinya ‘hamba Allah’). Sumber lain
menyebutkan namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah (Abu Quhafah adalah kunya
atau nama panggilan ayahnya). Gelar As-Sidiq (yang dipercaya) diberikan Nabi
Muhammad SAW sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-Shiddiq.
Sebagaimana orang-orang yang pertama masuk Islam, cobaan yang diderita Abu
Bakar As-Sidiq cukup banyak. Namun ia senantiasa tetap setia menemani Nabi dan
bersama beliau menjadi satu-satunya teman hijrah ke Madinah pada 622 Masehi.
Menjelang wafatnya
Rasullullah, Abu Bakar ditunjuk sebagai imam shalat menggantikannya. Hal ini
diindikasikan bahwa Abu Bakar kelak akan menggantikan posisi Nabi memimpin umat.
Setelah wafatnya Rasullullah, maka melalui musyawarah antara kaum Muhajirin dan
Anshar memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama, memulai era Khulafaur
Rasyidin. Meski ditentang oleh sebagian muslim Syiah karena menurut mereka Nabi
pernah memilih Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya, namun Ali bin Abi
Thalib menyatakan setia dan mendukung Abu Bakar sebagai khalifah.
Segera setelah menjadi
khalifah, urusan Abu Bakar banyak disibukkan oleh pemadaman pemberontakan dan
pelurusan akidah masyarakat yang melenceng setelah meninggalnya Nabi. Beliau
memerangi Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya
sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad Saw, dan juga memungut zakat
kepada suku-suku yang tidak mau membayarnya setelah meninggalnya Nabi Muhammad
Saw.
Mereka beranggapan bahwa zakat adalah suatu bentuk upeti terhadap
Rasullullah. Setelah usainya pemberontakan dan berbagai masalah internal,
beliau melanjutkan misi Nabi Muhammad menyiarkan syiar Islam ke seluruh dunia.
Abu Bakar mengutus orang-orang kepercayaannya ke Bizantium dan Sassanid sebagai
misi menyebarkan agama Islam. Khalid bin Walid juga sukses menaklukkan Irak dan
Suriah dengan mudah.
Beliau menjadi khalifah
dalam jangka waktu 2 tahun. Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di
Madinah. Beliau dimakamkan di samping makam Rasullullah Saw. Selanjutnya posisi
khalifah digantikan oleh Umar bin Khatab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar